KONGRES XXI PERSATUAN TAMANSISWA Menyukseskan Revolusi Mental

Bookmark and Share
13 Desember 2016 - 14:57:19 » Diposting oleh : admin » Hits : 4567
KONGRES XXI PERSATUAN TAMANSISWA Menyukseskan Revolusi Mental

 

Tanggal 5‒8 Desember 2016 berlangsung Kongres XXI Persatuan Tamansiswa yang diikuti oleh 114 cabang Tamansiswa seluruh Indonesia. Peristiwa besar ini akan menentukan kebijakan Tamansiswa ke depan. Di bawah kepemimpinan Ki Prof. Dr. Sri-Edi Swasono selama lima tahun terakhir, Tamansiswa menunjukkan dinamika besar. Tamansiswa berkontribusi besar terhadap kebijakan-kebijakan negara dan menyosialisasikan pandangan-pandangan Tamansiswa dalam bidang pendidikan, kebudayaan, dan kenegaraan.

Acara pembukaan dihadiri oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, dan Gubernur DIY, Hamengku Buwono X. Kehadiran kedua menteri tersebut menjadi salah satu bukti kepedulian negara terhadap Tamansiswa yang sejak berdirinya secara konsisten berkontribusi terhadap negara. Sebagai badan perjuangan, Tamansiswa memanfaatkan pendidikan dan kebudayaan sebagai wahana.

Pendidikan Nasional yang Membumi 

Dalam sambutannya, Gubernur DIY, Hamengku Buwono X menyampaikan bahwa momentum kongres mengingatkan pada trijuang Ki Hadjar Dewantoro sebagai pejuang kemerdekaan, pendidikan, dan kebudayaan. Dalam pandangannya, tema "Revitalisasi Tamansiswa Mensukseskan Revolusi Mental Menghasilkan Generasi Emas Indonesia yang Berbudi Luhur" perlu disertai reformasi sistem pendidikan yang berbasis pada prinsip "jiwa merdeka" Tamansiswa. Prinsip jiwa merdeka menempatkan kemerdekaan sebagai hak individu dan kelompok dengan tetap menghargai kemerdekaan individu dan kelompok lain. Hal tersebut menuntut adanya toleransi.

 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy antara lain menyampaikan arahan khusus presiden mengenai Kartu Indonesia Pintar (KIP), Revitalisasi Pendidikan Vokasi: SMK Maritim, Pariwisata, Pertanian/Pangan, Ekonomi Kreatif, dan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Tamansiswa yang lebih dikenal sebagai lembaga yang berkecimpung dalam bidang pendidikan tentu telah merealisasi arahan tersebut. Oleh karena itu, arahan tersebut sebagai penguatan dan dukungan moral mengenai apa yang telah dilakukan oleh Tamansiswa.

Revitalisasi pendidikan vokasi tersebut menunjukkan kesadaran negara untuk mengembangkan pendidikan yang membumi. Maritim, bertumpu pada realita bahwa sebagian besar wilayah Nusantara adalah lautan yang merupakan penghubung antarpulau serta menyimpan potensi yang dapat dieksplorasi untuk kesejahteraan bersama. Pariwisata merupakan puncak pengembangan kebudayaan yang kemudian diarahkan menjadi destinasi wisata. Semua harus prima mulai dari transportasi, akomodasi, kuliner, hiburan, cenderamata, dan objek utamanya. Pertanian/pangan memungkinkan kemandirian dan kedaulatan pangan. Kemandirian dan kedaulatan atas pangan yang terjamin memungkinkan negara tidak perlu dibebani persoalan ini sehingga dapat berkonsentrasi pada penyelesaian persoalan-persoalan yang lebih besar. Ekonomi kreatif, di banyak negara maju terbukti mampu meningkatkan perekonomian negara secara signifikan dan menyerap tenaga kerja secara signifikan pula. Utamanya pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya berpotensi memiliki multifungsi, multimanfaat, dan multiguna.

Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani dalam sambutannya menyampaikan latar sejarah pendidikan Indonesia yang tidak dapat dilepaskan dari Tamansiswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara 3 Juli 1922. Sejarah menunjukkan bahwa Tamansiswa mengedepankan nilai-nilai demokrasi dan gotong-royong, menggembleng kader-kader patriot bangsa berlandaskan budaya bangsa yang menjunjung nilai-nilai kebangsaan dan persatuan dalam kebhinnekaan, dan prinsip dasar Tamansiswa sangat relevan sebagai pegangan untuk membentuk siswa yang berkarakter, bermartabat, berbudaya, dan berkualitas.

Terkait dengan gerakan revolusi mental yang merupakan program nasional yang terus-menerus harus menjadi gerakan seluruh rakyat Indonesia, Puan Maharani berharap Tamansiswa dengan potensi lembaga pendidikan dan lembaga sosial lain yang dimilikinya dan tersebar di seluruh Indonesia dapat menjadi pelopor gerakan revolusi mental di berbagai daerah. Kehadiran Puan Maharani di Tamansiswa ini juga menjadi tanda kelanjutan persahabatan antara Ki Hadjar Dewantara dengan Eyangnya Soekarno sebagai sesama pejuang dan nasionalis sejati (SDM). 

 

Sumber Berita

http://ustjogja.ac.id/News-kongres-xxi-persatuan-tamansiswa-menyukseskan-revolusi-mental.html

 

Tags :

Info Terkait

Tinggalkan Komentar

  • Nama
  • Website
  • Komentar
  • Kode Verifikasi
  • 115 + 5 = ?
Banner
SMS Center
PMB
Peninjauan Kurikulum
BIAYA PMB 2023/2024
Online Support
Statistik Member
Member:224 Orang
Member Aktif:224 Orang
Member Baru Hari Ini:0 Orang
Copyright © 2014 Pascasarjana Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. All Rights Reserved
Developed by Beesolution.Net